Senin, 15 November 2010

Sejarah Perang Dunia 2 (THE FALL OF EUROPE)

THE FALL OF EUROPE


INVASION OF POLAND BEGAN WORLD WAR II

Polandia terletak di Eropa Timur, berbatasan dengan Uni Soviet di sebelah timur, bertemu Jerman di barat, bertemu Cekoslovakia di sebelah selatan dan bertemu dengan Laut Baltik di utara. Polandia cukup penting dalam hal strategis. Setelah Adolf Hitler berkuasa, ia telah mengusulkan untuk merebut Polandia demi mendapatkan sumber daya yang besar bagi Jerman-Nazi. Polandia juga menjadi sekutu militer terkuat negara Inggris dan Perancis. Selain itu, Polandia juga bisa bertindak sebagai batu loncatan untuk menyerang Jerman ke Uni Soviet. Oleh karena itu, setelah Adolf Hitler mencaplok Austria dan memotong-motong Cekoslovakia, dia langsung menunjuk agresi berikutnya : Polandia.

 
Tanggal 1 September 1939 sebelum fajar, ribuan tentara Jerman mulai memasuki perbatasan Jerman-Polandia dari tiga arah berbeda.

 
Hari bersejarah ini ditetapkan sebagai awal dari Perang Dunia II. Kendaraan lapis baja dan infantri Jerman menyerang membabi buta semua infrastruktur militer Polandia.
Jerman menuntut klaim teritorial ke Polandia kali setelah Munich Pact. Jerman ingin Polandia mengembalikan tanah menuju Laut Baltik - Danzig dan Danzig Port. Jerman ingin membangun jalan tol dan kereta api yang menghubungkan Jerman dan Prusia Timur. Adolf Hitler tidak hanya ingin mendapatkan kembali Danzig yang terputus akibat Treaty of Versailles, Hitler benar-benar ingin menduduki Polandia seluruh untuk gagasannya tentang ekspansi Jerman ke arahtimur. Pemerintah Polandia telah menolak permintaan Jerman. Adolf Hitler mengeluarkan instruksi dari persiapan perang secara rahasia di April 1939 dengan nama White Plan dan ditetapkan bahwa angkatan bersenjata Jerman harus bersiap-siap sebelum tanggal 1 September 1939.

 
Kekuatan Udara Jerman, Luftwaffe, juga turut membantu dalam invasi di perbatasan Jerman-Polandia. Gerakan invasi super cepat ini disebut Bitzkrieg atau Serangan Kilat.

 
Disinilah revolusi perang dimulai, dimana kekuatan udara dan darat mampu menjadi satu pola agresi militer yang mampu melumpuhkan negara dalam sekejap.
Menurut White Plan, Adolf Hitler berencana menggunakan metode serangan mendadak untuk mematahkan garis pertahanan Polandia dan menduduki kawasan industri yang terletak di bagian selatan dan barat sebelum mereka terdesak ke pusat kota, dan selambat-lambatnya satu bulan. Polandia mungkin akan dibantu oleh angkatan bersenjata Inggris dan Perancis di garis barat. Oleh karena itu, Jerman telah menyiapkan 62 divisi tentara, 2.800 tank, 2.000 pesawat terbang dan 6.000 artilleri untuk menyerang dari sisi barat, sisi utara dan sisi selatan. Mereka menyerang secara terpisah dari Silesia, Pomerania dan Prusia Timur.

 
Infantri Jerman juga bergerak dengan tidak kalah cepat, karena didukung penuh oleh artileri dan bomber.

 
Unit lapis baja dari panser dan tank juga bergerak dengan super cepat, dan ini menjatuhkan moral tentara Polandia dalam sekejap.
Pemerintah Polandia juga telah menyusun strategi, tapi karena belum membuat persiapan apa pun, praktis kekuatan utama Polandia berbasis di perbatasan Polandia-Uni Soviet. Polandia berpikir bahwa angkatan bersenjata Jerman akan disibukkan oleh bantuan dari Inggris dan Perancis, dan Jerman bisa hanya memiliki kekuatan militer dari 25 divisi di Polandia. Pemerintah Polandia kurang berhati-hati pada perang agresif yang diprakarsai oleh Fasis Jerman-Nazi. Pada tanggal 24 Agustus, Polandia sudah menyimpulkan jumlah kekuatan utama angkatan bersenjata Jerman dan hanya kemudian mulai persiapan mereka. Pada tanggal 30 Agustus, Polandia mengumumkan untuk mobilisasi umum nasional [dua hari sebelum Adolf Hitler memulai serangan kilat atau Blitzkrieg].

 
Inovasi terbaru, perakitan jembatan ponton, juga diimplementasikan militer Jerman dalam invasi ini. Adanya jembatan ini memudahkan infantri dan armada bermotor saat melintasi sungai dan rawa.

 
Jenderal Jerman Heinz Wilhelm Guderian sedang memberi komando dari pergerakan unit tank dan panser.
Setelah persiapan rahasia, Adolf Hitler mengeluarkan instruksi operasi pertama pada tanggal 31 Agustus 1939. Kesatuan Waffen Schutzstaffel dalam penyamaran seragam militer Polandia menyerang dan merebut kota perbatasan Jerman-Polandia di malam hari. Setelah kota tersebut dikuasai, stasiun penyiaran dikota tersebut menyiarkan propaganda ucapan-tantangan ke Jerman dan menyebutkan beberapa nama mayat tawanan Jerman dalam seragam militer Polandia [sebenarnya ini adalah rekayasa Hitler semata]. Atas berita ini, semua stasiun penyiaran Jerman kemudian mengumumkan bahwa Jerman terancam oleh Polandia.

 
Angkatan Laut Jerman juga memberi andil dalam mendukung pergerakan infantri memasuki Polandia.

 
Adolf Hitler mengumumkan dalam kongres bahwa semua kekuatan militer Jerman sudah bersiaga diperbatasan, dan perang Jerman-Polandia siap dimulai.
Rekayasa dari Waffen Schutzstaffel tersebut dijadikan sebagai alasan Jerman dan Hitler untuk menyerang Polandia. Pada tanggal 1 September 1939 sebelum fajar, Jerman menggunakan puluhan pesawat Luftwaffe untuk menggempur semua sasaran vital di Polandia. Pasukan darat Polandia diserang dari tiga arah barat, selatan dan utara. Ribuan meriam membombardir perbatasan. Kapal perang Jerman dengan kamuflase di Pelabuhan Danzig juga melepaskan tembakan ke pangkalan militer Polandia.

 
Di hari yang sama, Hitler juga memasuki kota Danzig beserta sebagian kekuatan militernya.

 
Pemerintah kota Berlin mengumumkan kepada warganya untuk membuat bunker dan melengkapi rumah-rumah dengan materi khusus sebagai pelindung dari serangan udara.
Polandia hanya bisa mengirim 30 divisi tentara untuk berperang dengan Jerman walaupun mereka sebenarnya memiliki 42 divisi. Bahkan hanya 20 dan 12 brigadir divisi tentara berpartisipasi dalam pertempuran. 500 pesawat diledakkan oleh Luftwaffe sebelum mereka bisa lepas landas di bandara. artilleries kalah dalam jumlah, kendaraan angkutan militer lainnya dihancurkan sebelum bisa mundur. Lebih dari 30 kota telah terbakar. Infrastruktur transportasi, komunikasi, pembangkit listrik dan pusat administrasi juga mengalami kerusakan parah. Semua warga Polandia mundur ke timur. Bangsa ini jatuh ke dalam situasi chaos. Angkatan bersenjata Jerman mengambil keuntungan dari situasi itu. Mereka menggunakan tank sebagai cikal bakal terobosan angkatan bersenjata garis pertahanan Polandia. Mereka jatuh ke dalam Koridor Danzig di sisi utara dan juga menembus ke dalam sentra industri barat daya. Angkatan bersenjata Polandia di Danzig berhasil ditaklukkan hanya dalam dua hari.

 
Para orang tua dan wanita bekerja di pabrik-pabrik militer. Situasi perang menyebabkab kurangnya tenaga kerja pemuda-pemuda didalam infrastruktur militer. Hal ini dikarenakan semua pemuda Jerman diharuskan mengikuti Wajib Militer.

 
Kekuatan militer Polandia masih sangat konservatif, dan mengandalkan tentara berkuda untuk berperang, berbeda sekali dengan Jerman yang sudah menggunakan kendaraan tank lapis baja.
Pada tanggal 1 September 1939, bersamaan dengan jalannya invasi, Adolf Hitler mengumumkan kepada Kongres dengan penuh semangat bahwa angkatan bersenjata Jerman menyerbu Polandia. Jerman memasuki keadaan perang. Polandia menderita kerusakan berat dimana-mana. Warsawa menjadi kota reruntuhan dengan ribuan mayat terkubur di bawah reruntuhan itu setelah serangan udara. Adolf Hitler memerintahkan untuk menghilangkan orang-orang Yahudi, kaum intelektual dan bangsawan segera setelah Jerman merebut Warsawa. Para prajurit Nazi menyebut pembantaian ini Final Solution.

 
Seisi negeri Polandia luluh-lantak diserang Jerman. Kota Warsawa yang megah nan damai menjadi porak-poranda dalam sekali serang oleh militer Jerman.

 
Sebuah pabrik gas terbakar hebat dengan api membubung tinggi di atas langit Warsawa setelah dibom angkatan udara Jerman.


 
Perwira Militer Polandia (kanan) resmi menyerah kepada Jerman didalam sebuah kereta dikota Warsaw. Kota Warsawa diambil alish sepenuhnya oleh Jenderal Johannes Albrecht Blaskowitz (duduk disebelah kiri).
Inggris dan pemerintah Perancis buru-buru menyatakan perang ke Jerman pada 3 September di bawah tekanan dunia, dan dengan demikian Perang Dunia II telah pacah di Eropa. Anehnya, Inggris dan Prancis tidak ingin membantu Polandia. Padahal, angkatan bersenjata Jerman hanya 25 divisi tentara di garis barat Siegfried Line, tapi Inggris dan Perancis memiliki lebih dari 100 divisi lebih dari satu juta tentara. Mereka memiliki keunggulan menghancurkan, namun kedua negara itu takut akan blitzkrieg dari Jerman. Tentara Inggris dan Perancis laksana bermeditasi di dalam benteng beton.. Tentara Eropa yang paling tangguh, Perancis, hanya menjaga Maginot Line.


 
Militer Jerman diindoktrinasi oleh Hitler untuk tidak memberi ampun kepada semua kaum intelektual, aristokrat dan juga pemuka agama keturunan Yahudi. Mereka semua diintimidasi oleh pasukan khusus Jerman, Waffen Schutzstaffel, untuk di eksekusi dalam Final Solution.

 
Agen Rahasia Jerman juga dikenal kejam, pencari informasi paling lihai dan akurat di Perang Dunia II. Tidak sedikit diantara mereka yang melakukan aksi tembak-menembak dengan sasarannya.

 
Para perwira Waffen SS sedang mengatur barisan kaum Yahudi Polandia di Warsawa. Sebagian besar mereka mati kelaparan atau sakit karena buruknya sanitasi dan perlakuan orang Jerman terhadap mereka.
Pada tanggal 6, Jerman dan merebut kota Polandia terbesar kedua Krakow. Pada tanggal 8 September, unit tank mereka sampai di pinggiran kota Warsawa. Pada 14 September, angkatan bersenjata Jerman merebut pasukan garis selatan Polandia. Pada tanggal 15 September, pasukan utara menyerang dan menduduki Brest-Litovsk. Pada tanggal 16 September, kedua pasukan bergabung untuk mengelilingi angkatan bersenjata Polandia di wilayah antara Sungai Boh, San Sungai dan Sungai Vistula. Pada tanggal 17, angkatan bersenjata Jerman memerintahkan Warsawa untuk menyerah dalam waktu 12 jam. Namun pemerintah Polandia telah meninggalkan Warsawa pada tanggal 6 September. Pada tanggal 16 September, mereka menyeberangi perbatasan ke Rumania dan menyelenggarakan pemerintahan darurat dalam pengasingan di Paris dan Londoni. Pasukan garnisun Warsawa dan penduduk menolak untuk menyerah. Pada 28 September Warsawa terisolasi dan akhirnya kalah setelah pertempuran parah. Pada hari-hari berikutnya, semua divis bersenjata Polandia musnah satu persatu. Pada tanggal 2 Oktober 1939, Polandia akhirnya menyerah dari resistensi mereka di kota terakhir Gdynia dan dengan demikian Polandia dikuasai Jerman. Dalam invasi Jerman-Polandia, jumlah korban Polandia adalah 200.000 orang, dengan lebih dari 400.000 ditangkap. Korban dari pihak Jerman 10.600 tentara, terluka 30.300 dan 3.400 orang hilang.

Keadaan berbeda justru dirasakan oleh warga Berlin, yang bersuka cita pasca penyerangan Jerman ke Polandia.

 
Desember 1939, King George VI (Inggris, ketiga dari kiri) memeriksa pangkalan Inggris yang berada di Timur Laut Prancis. Dia juga menyaksikan garis pertahanan Jerman-Prancis dari atas tangga kayu.

Warga Paris masih menyempatkan diri untuk berakhir pekan di Avenue des Champs-Elysees. Padahal, di Elysee Palace, para kabinet menteri Perancis justru sedang merumuskan deklarasi perang terhadap Jerman pasca penyerangan Jerman ke Polandia.
Setelah Jerman menginvasi Warsawa, perwira militer Schutzstaffel memulai kekejaman mereka dengan mendirikan Jewish Quarter [Bangunan Konsentrasi bagi Yahudi] di Warsawa. 360.000 orang Yahudi diisolasi pada bangunan tembok semen setinggi 2,5 m. Kelangsungan hidup dan kebutuhan sehari-hari dasar didalamnya sangat buruk. Ada 120.000 orang meninggal karena sakit dan kelaparan. Pada Juli 1942, sekitar 300.000 orang digiring ke kamp konsentrasi dengan kamar gas beracun.

Pemerintah Perancis segera menyebarkan pengumuman penting tata cara evakuasi di penjuru kota Paris.

Seorang tentara Perancis bersiaga di perbatasan barat Jerman-Perancis.

Komandan Perancis merayakan Natal bersama beberapa tentara di tepi barat Perancis pada 25 Desember 1939.
Setelah menduduki Polandia, para petinggi militer Jerman sudah tidak sabar untuk mengadakan invasi ke Inggris dan Prancis. Adolf Hitler menetapkan tanggal 10 Mei 1940 sebagai waktu untuk invasi. Adolf Hitler mempercepat persiapan persenjataan sementara Inggris dan Perancis pada upaya-upaya damai.

GERMANY INVADES DENMARK & NORWAY
Inggris dan Perancis sama sekali tidak mengharapkan Jerman merebut Polandia, tapi Uni Soviet. Sebaliknya, Jerman sudah mengantisipasi tidak menyerang Uni Soviet segera, tapi menyerang berbagai negara di Eropa Barat. Untuk menjaga Inggris dan Perancis agar tidak menyerang Jerman, Adolf Hitler meluncurkan Peace Appeal. Hitler menggunakan stasiun radio Jerman untuk menyiarkan ke dunia tanpa henti : “Jerman tidak akan menyerang Inggris dan Perancis”. Propaganda lain seperti pemberitaan Peace Appeal dan ketenangan Inggris & Prancis, juga diterbitkan dalam pemberitaan media Jerman.

Pasukan Jerman hanya perlu beberapa jam untuk menaklukkan Denmark pada 9 April 1940. Tampak pada gambar, ribuan tentara Jerman memasuki Kopenhagen, diiringi artileri dan pesawat yang siaga penuh.

Armada Laut Jerman juga melakukan pergerakan cepat dengan menduduki Pelabuhan Laut potensial milik Denmark.

Seorang komandan Jerman yang memberikan pengumuman tanpa henti kepada warga Kopenhagen bahwa Jerman kini menguasai sepenuhnya negeri Denmark.

Tentara Jerman juga menemui beberapa pemberontakan dari para milisi Denmark yang gagah berani.
Hitler berteriak keras untuk perdamaian, tetapi pada saat yang sama justru menambah angkatan bersenjatanya. Jerman telah membuat pesawat, tank dan meriam hingga ratusan kali lipat sejak awal produksi. Jumlah kapal selam meningkat 60-100. Pasukan itu diperluas menjadi 156 divisi. Artinya, kekuatan militer Jerman telah melampaui jumlah Inggris dan Perancis. Hitler mengirim tentaranya dari Polandia dan Jerman untuk garis barat diam-diam. Namun berkat informasi dari intelijennya yang mengetahui skema Inggris dan Prancis untuk menyerang Uni Soviet, akhirnya Jerman menunda rencana untuk menginvasi Perancis. Akhirnya, Hitler memutuskan untuk menyerang Denmark dan Norwegia terlebih dulu sebelum menyerang Eropa Barat.

Setelah menduduki Kopenhagen, Jerman kini sudah memiliki salah satu Communication Center terbaik di Eropa, dan mempermudah untuk berkomunikasi antara Berlin-Kopenhagen.

Berkat pengalaman invasi di Austria, Jerman juga merubah strategi penjagaan di perbatasan. Maka, sejak menguasai Denmark, semua titik perbatasan penting dijaga super ketat oleh infantri Jerman.

Inspeksi harian para penjaga juga dilakukan setiap hari, seperti yang terlihat dibawah jembatan Jutland Peninsula dan Feehan Island.

Inilah kelebihan dari militer Jerman : sangat disiplin dan sistemik dalam bergerak, sehingga Denmark bisa dikuasai hanya dalam hitungan jam.
Lokasi Denmark, Norwegia dan Swedia adalah negara dengan posisi paling strategis untuk bisa menyerang Inggris dan Perancis. Denmark terletak di antara Laut Baltik dan Laut Utara dan Norwegia terletak di bagian utara Semenanjung Skandinavia. Adalah mungkin bagi Jerman untuk membatasi pergerakan Armada Inggris di Atlantik dan Laut Baltik begitu menduduki kedua negara tersebut. Selain itu, kapal Angkatan Laut Jerman bebas bisa masuk ke Laut Utara dan daerah Atlantik untuk menjaga transportasi bijih besi [iron ore] dari Swedia ke Jerman [Jerman mengkonsumsi 15.000.000 ton bijih besi tiap tahun, dan 11.000.000 ton diimpor dari Swedia melalui Norwegia].

Seorang perwira sedang mengamati kegiatan pelabuhan di Kopenhagen. Dari kejauhan tampak kapal-kapal militer Jerman sedang merapat silih-berganti.


Raja Denmark Christian Carl Frederik Albert Alexander Vilhelm masih mendapatkan sambutan hangat rakyatnya, meskipun Denmark telah jatuh ke tangan Jerman.


Beberapa perwira tinggi Denmark ditangkap, ditutup matanya, dan langsung dieksekusi tanpa ampun oleh Jerman. Mereka yang melawan justru akan mendapat perlakuan lebih mengerikan dari Waffen SS.


Tidak hanya para pria, wanita dan anak-anak yang terlihat mencurigakan juga tak luput dari interogasi. Gambar ini menunjukkan interogasi dadakan tentara Jerman pada seorang wanita bersama anaknya ditengah kota Kopenhagen.
Pada 9 April 1940, pesawat pembom Jerman muncul di langit Kopenhagen ketika orang-orang Denmark masih dalam tidur mereka. Pada saat yang sama angkatan bersenjata Jerman berkumpul di perbatasan Jerman-Denmark untuk memulai serangan. Pasukan Angkatan Laut juga telah tiba di titik-titik strategis Denmark, seperti Pulau Sjaelland, Furth dan Falster. Duta Besar Jerman mengajukan ultimatum kepada Raja Denmark di pagi harinya. Raja Denmark Christian Carl Frederik Albert Alexander Vilhelm mengadakan pertemuan kabinet segera. Setelah argumentasi alot, akhirnya mereka menerima ultimatum Jerman. Semua angkatan bersenjata diperintahkan untuk meletakkan senjata mereka. Pukul 8 pagi pada hari yang sama, negara-negara Denmark menerima pesan mengejutkan pada radio mereka : “ Denmark menerima perlindungan Jerman”. Semua orang bingung dan merasa tak berdaya. Jerman hanya perlu 4 jam untuk merebut Denmark.

 
Beberapa media lokal tetap berusaha untuk menjadi jembatan informasi antara Denmark dan dunia luar. Bahkan, segala bentuk kamuflase digunakan agar bisa lolos dari sergapan Gestapo Jerman, seperti klinik gigi yang disulap menjadi ruang redaksi ini.

 
Beberapa satuan unit infantri Jerman bersiap-siap berangkat ke Norwegia. Mereka diberangkatkan dari Sungai Weser pada 6 April 1940.

 
Pesawat Bomber Jerman berputar-putar dilangit pelabuhan Norwegia, sebagai pertanda bahwa supremasi udara Norwegia telah dikuasai Jerman.

 
Pendaratan pasukan Jerman pertama kali di Norwegia, tepatnya di Pantai Narvik.
Angkatan bersenjata Jerman dengan cepat menangkap titik-titik strategis dan menguasai sarana transportasi setelah menyerang Denmark. Kendaraan harus berhenti untuk diperiksa dan diinterogasi sebelum mereka menyeberangi jembatan yang menghubungkan Semenanjung Jutlandia dan Pulau Feehan. Angkatan bersenjata Jerman memperkuat keamanan di bawah jembatan untuk menghindari kerusakan apapun. Setelah Denmark telah jatuh ke tangan Jerman, Raja Denmark Christian Carl Frederik Albert Alexander Vilhelm masih menyempatkan diri untuk memeriksa kota dari atas kuda.

Tanggal 9 April 1940, Angkatan Laut Jerman telah menguasai sepenuhnya supremasi laut di wilayah utara Norwegia.

Inovasi strategi pasukan penerjun (paratroopers) Jerman, yang mendarat tepat dibelakang garis pertahanan lawan, dan kelak strategi ini diadopsi dalam perang modern.

Kapal perang raksasa Blutcher yang rusak parah diterjang torpedo dari tentara Norwegia di Benteng Oscarborg.

Beberapa waktu kemudian, sebuah monumen didirikan untuk mengenang para prajurit dan awak kapal yang tewas diatas kapal Blutcher.
Pada hari yang sama [9 April], pasukan dari angkatan udara Jerman telah merebut Oslo. Angkatan laut dan darat dari Jerman lainnya juga masuk melalui pantai Kristiansand, Stavanger dan Larvik. Konsentrasi penyerangan dilakkan di pelabuhan Fjord Oslo. Prajurit Norwegia membuka peperangan dari benteng Oscarborg dan juga meluncurkan beberapa torpedo. Mereka telah merusak dan menenggelamkan beberapa kapal Jerman termasuk Blutcher. Kapal pengangkut ini terkena dan rusak parah karena dua roket dan dua torpedo. Kapal penjelajah berat ini terbalik dan tenggelam dengan 1.600 personil. Dua Jenderal Angkatan Laut Jerman ditangkap hidup-hidup dan sisanya kembali bebas segera setelah Norwegia diduduki Jerman.

Tanggal 10-13 April 1940, armada laut Jerman turut diserang oleh Angkatan Laut Inggris yang sedang melintas di Norwegia, dan menderita kerugian besar.


Taktik serangan kilat (Blitzkrieg) seteleh dibombardir terlebih dahulu dari udara juga dilakukan untuk menaklukkan Norwegia.


Infantri Jerman memasuki salah satu kota di Norwegia dengan siap siaga.


Tidak hanya jalur mobil dan laut, tentara Jerman juga menyiagakan pasukannya dijalur kereta Oslo-Bergen.
Raja Norwegia dan beberapa personil pemerintah dievakuasi segera. Meskipun tentara Norwegia telah melakukan perlawanan, tapi kekuatan militer masih terlalu lemah untuk mengalahkan Jerman. Pada tanggal 10-13 April 1940, Angkatan Laut Jerman diserang oleh angkatan bersenjata Inggris di Norwegia. Jerman kehilangan 10 kapal dan lebih dari 300 pelaut. Infanteri Jerman berpencar-pencar dikota Norwegia setelah pesawat pembom mereka menghancurkan tempat itu. Jerman menggunakan taktik yang sama, blitzkrieg untuk menangkap kota-kota di Norwegia satu demi satu.

Seorang pengikut Hitler atau pembelot mantan Menteri Pertahanan Norwegia, Vidkun Abraham Lauritz Jonsson Quisling.


Norwegian Vidkun Quisling (kiri) mendapat mandat penuh dari Adolf Hitler untuk membentuk pemerintahan boneka langsung dibawah kekuasaan Jerman.


Tentara Nasional Norwegia memang sudah terbiasa dengan peperangan di medan bersalju. Dan metode inilah yang juga dimanfaatkan oleh Jerman.


Milisi Norwegia melakukan sabotase dibeberapa bendungan air Norwegia. Hal ini dilakukan untuk mencegah Jerman mengembangkan teknologi nuklirnya, yang notabene membutuhkan sumber  daya air dalam jumlah besar.
Untuk Norwegia, Adolf Hitler mengadopsi dua strategi. Pertama, ia memiliki pengkhianat dari Norwegia, mantan Menteri Pertahanan, Vidkun Abraham Lauritz Jonsson Quisling. Kedua, ia juga memiliki Fifth Garrison. Vidkun Quisling merebut stasiun penyiaran Norwegia untuk memproklamirkan diri sebagai Perdana Menteri baru. Di sisi lain, Hitler memerintahkan Duta Besar Jerman yang berbasis di Norwegia untuk bernegosiasi dengan Raja dan pemerintahan boneka pada tanggal 10 April untuk meminta Raja untuk mengotorisasi Vidkun Quisling sebagai kepala pemerintahan di Oslo.

 
Sejumlah Wanita Norwegia yang patriotik, memberanikan diri menulis kata-kata Anti Nazi dipunggungnya dengan menggunakan lipstick

 
Sekolah-sekolah di NOrwegia terpaksa ditutup untuk menghindari jatuhnya korban perang. Sebagai gantinya, para guru Norwegia membuka sekolah-sekolah darurat untuk tetap bisa mengajar.

 
Para milisi wanita tetap mempublikasikan suratkabar nasional dari dalam Apartemen tersembunyi di Oslo.

 
Reporter radio Norwegia mendengarkan dengan seksama siaran radio BBC untuk mencari segala informasi dalam Perang Dunia II.
Raja Norwegia Haakon VII dan anggota pemerintah menolak permintaan dari Jerman. Mereka juga menyiarkan melalui stasiun radio untuk memanggil para prajurit Norwegia dan warga sipil untuk melawan Jerman. Duta Besar Jerman mengikuti perintah dari Hitler meminta untuk bertemu Raja lagi pada tanggal 11 April. Permintaan itu ditolak. Jerman segera mengirimkan pesawat-pesawat pembom mereka di malam hari untuk mengebom basis Raja dan anggota pemerintah. Namun, Raja dan anggota pemerintah telah mengungsi ke tempat yang aman sebelum serangan udara tersebut. Akhirnya, pemerintahan darurat Norwegia berpindah ke Andalsnes, sebuah kota di kotamadya Rauma pantai barat. Mereka bersatu dengan militan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perlawanan.

 
Bahan selimut, makanan dan obat-obatan disiapkan oleh tentara Inggris sebelum berangkat ke Norwegia. Namun, semuanya sudah terlambat, karena Jerman sudah menguasai Norwegia sebelum     pasukan Inggris tiba.


Tentara Perancis dan Inggris terlibat pertempuran sengit dengan Jerman di pegunungan Narvik, Norwegia.


Kapal penyapu ranjau Inggris Firefly sedang melintas di perairan Trondheim. Sayang, kegiatan kapal ini diketahui oleh Jerman dan langsung tenggelam karena diserang bertubi-tubi oleh Angkatan Laut Jerman.


Pangeran Gustaf Adolf VI sedang melakukan inspeksi diatas kapal laut Swedia.


Kapal tempur Jerman sedang menenggelamkan kapal transport Inggris, Orama. Sebanyak 100 orang Inggris menjadi tawanan perang Jerman pasca tenggelamnya Orama.
Angkatan bersenjata Inggris dan Prancis lambat bertindak. Mereka hanya mendarat di Namsos Narvik dan pada tanggal 14 dan 16 April 1940. Tentara sekutu di Mid-Norwegia memulai serangan untuk Trondheim pada tanggal 19 April. Tentara sekutu tidak punya tank, meriam atau dukungan udara. serangan mereka gagal. Mereka telah ditarik dari pantai barat Mid-Norwegia pada tanggal 2 Mei. Pada tanggal 28 Mei, tentara sekutu menduduki Narvik Norwegia Utara, tapi karena angkatan bersenjata Inggris dan Perancis telah ditarik dari medan perang Eropa Barat, mereka juga ditarik dari Norwegia pada awal Juni. Beberapa kapal dagang Norwegia memasuki pelabuhan Inggris untuk mencari suaka. Kapal dagang ini memainkan peran penting dalam transportasi laut Atlantik di kemudian hari. Pada tanggal 10 Juni, angkatan bersenjata Jerman menduduki seluruh Norwegia dan Vidkun Quisling membentuk pemerintahan di bawah perlindungan militer Jerman.

 
Teknisi sedang mengecat logo di bagian sayap pesawat tempur Angkatan Udara Swedia.


Jerman memperkenalkan unit infantri tempurnya yang legendaris : Howitzer. Penembak jarak jauh ini diperkenalkan pertama kali di semenanjung pantai Swedia, tepi laut Barents.


Kapal selam Jerman juga memperkenalkan metode baru : pengisian bahan bakar untuk pesawat amphibi Jerman. Jadi, pesawat amphibi berfungsi sebagai pengintai, dan kapal selam Jerman yang akan menghancurkannya.

Jerman justru membangun kembali pabrik mobil di Swedia pasca invasi. Tujuannya jelas : membantu pembuatan Tank dan kendaraan perang Jerman. Terbukti, dalam kurun setahun, 800 unit tank dan 800 kendaraan lapis baja berhasil diproduksi di Swedia.

September 1939, warga Stockholm berkumpul di tengah kota untuk melihat kabar terakhir dari Perang Dunia II.
 
Dari pertempuran di Norwegia, total korban dari pihak Jerman adalah kehilangan 5.700 orang dengan 10 kapal, 3 kapal penjelajah dan 4 kapal selam. Total korban dari Inggris, Perancis dan pasukan bersenjata Norwegia 5.000 orang dengan British hilang 1 kapal induk, 1 mobil dan 7 kapal perusak. Perancis kehilangan 1 kapal perusak.
 

FALL OF HOLLAND, BELGIUM & LUXEMBOURG

Pada tanggal 10 Mei 1940 sebelum fajar, Jerman Nazi kembali memecahkan ketenangan dari garis Eropa Barat dan mengabaikan aturan internasional dengan menyerang tiga negara [Belanda, Belgia dan Luxemburg]. Pengerahan angkatan bersenjata Jerman di garis barat adalah Grup A [dipimpin oleh Karl Rudolf Gerd von Rundstedt] bertanggung jawab atas serangan utama di Saint-Quentin, Abbeville dan wilayah pesisir Selat Inggris dari Gunung Ardennes. Grup B [dipimpin oleh Fedor von Bock] untuk menempati seluruh Belanda dan Belgia utara, dan maju ke Prancis. Grup C untuk menjaga Maginot Line. Sedangkan Grup D adalah untuk membagi 103 divisi tentara ke dalam tiga kelompok untuk berperang dengan musuh di grup A, B dan C.

13 Mei 1940, Perdana Menteri Sir Winston Leonard Spencer Churchill keluar dari ruang parlemen Inggris setelah memberikan pidatonya yang bersejarah tentang deklarasi perang Inggris terhadap Jerman yang didalangi Adolf Hitler.

Rumah penduduk di Rotterdam hancur berantakan setelah dibom oleh Angkatan Udara Jerman (10 Mei 1940).

Sejumlah kapal sipil Belanda tenggelam tak berdaya setelah diserbu torpedo Angkatan Laut Jerman.


Blokade invasi Jerman dilakukan disemua titik perbatasan Belanda. Hal ini mengakibatkan infantri Jerman hanya bisa memasuki Belanda melalui jalur hutan.
Pada malam hari serangan, Pemerintah Inggris mengumumkan keruntuhan parlemen Inggris. Sir Winston Leonard Spencer Churchill mengambil alih jabatan Perdana Menteri. Pada tanggal 11 Mei, Churchill membentuk Pemerintah Koalisi masa perang. Pada tanggal 13 Mei Winston Churchill berpidato di Lower House, menunjukkan bahwa ia loyalitas dan melakukan penentuan dalam perang anti-fasis.
 

Pasukan Jerman akhirnya memasuki Maastricht River, padahal sebelumnya jembatan sungai tersebut telah dihancurkan oleh pemerintah Belanda.


Sebuah tank Jerman terbakar hebat setelah bertempur dengan pasukan Belanda dipinggiran kota Amsterdam.


Seorang pria tampil nekad dengan telanjang berkeliling kota, sebagai upaya penolakan atas invasi Jerman.


Pagar kawat tinggi dengan penjagaan ketat mengelilingi kawasan Yahudi dikota Amsterdam.
Jerman menggunakan lebih dari 3.000 pesawat untuk membombardir total 72 bandar udara militer di Belanda, Belgia dan Utara Perancis. Mereka menghancurkan beberapa ratus pesawat dalam beberapa jam dan merebut supremasi udara. Pasukan penerjun dengan cepat menyerang dermaga, jembatan dan titik strategis di Belanda dan Belgia. kekuatan militer jerman melancarkan serangan besar-besaran dengan unit tank lapis baja di bawah perlindungan udara. Jerman hingga 160 kilometer melalui tiga rute dari Belgia, Luksemburg dan Ardennes Selatan kawasan Mountain. Kekuatan udara dari Inggris, Perancis dan Belgia dipukul dan pasukan darat mereka juga menghadapi kesulitan ketika Jerman menyerang mereka dengan blitzkrieg. Luxembourg dengan penduduk 300.000 menyerah pada hari pertama serangan Jerman. Pada tanggal 14 Mei, Jerman menduduki Rotterdam Port milik Belanda.

Jurnalis Belanda bekerja dengan ekstra hati-hati dan mobilitas tinggi, karena selalu dalam intaian mata-mata Jerman.


Ratu Wilhelmina mengasingkan diri ke Inggris dan membentuk Pemerintahan Darurat di London. Melalui radio Inggris, Sang Ratu tetap memberikan semangat kepada rakyat Belanda.

Invasi Jerman untuk di Belanda dan Belgia kembali mengalami inovasi baru, dengan hadirnya tank lapis baja Tiger.

Penduduk Brussels membuat blokade dari materi apa saja yang bisa dikumpulkan, untuk menghambat pergerakan infantri Jerman.
Ratu Wilhelmina dari Belanda dan anggota pemerintahannya melarikan diri ke London dengan dua kapal Inggris. Di sore hari, angkatan bersenjata Belanda menyerah kepada Jerman. Belanda benar-benar diduduki oleh Jerman hanya dalam lima hari. Pada tanggal 17 Mei, angkatan bersenjata Jerman maju ke ibukota Belgia, kota Brussels. Pada tanggal 28 Mei Belgia Raja Leopold III dari Belgia menyerah kepada Jerman secara resmi. 250.000 tentara Belgia segera ditawan oleh Jerman.


Blokade tentara Belgia tidak hanya berlangsung ditengah kota, tapi juga menghancurkan jembatan-jembatan penting yang menjadi penghubung lalu lintas darat.

Warga Belgia yang menjadi tawanan Jerman mengantri untuk masuk kamp-kamp pengungsian.

Pergerakan invasi Jerman memang luar biasa, karena mampu begerak cepat untuk menyergap pasukan Inggris dan Perancis.


 
Beberapa tentara Belgia tampak kelelahan karena harus terus berlari dari serangan beruntun Jerman,
Dikemudian hari, tepatnya di tahun 1942, Ratu Wilhelmina dari Belanda membentuk pemerintahan di pengasingan di Britania Raya. Melalui siaran radio, ia mendorong negara itu dengan mengumumkan bahwa dia akan berjuang bersama-sama dengan rakyat Belanda untuk memperoleh kemerdekaan atas invasi Jerman.


Pasukan Luxembourg yang berjumlah 400 satuan infantri dan 12 satuan kavaleri sedang berbaris sebelum menghadapi Jerman. Semua pasukan ini dikabarkan tewas atau ditangkap oleh rezim  Jerman-Nazi.


Pertengahan Mei 1940, Jenderal Erwin Johannes Eugen Rommel memimpin Divisi 7 Tank Jerman di Antwerpen, Leuven. Divisi ini dikenang sepanjang masa karena keberaniannya dalam menghalau pegerakan tentara Inggris dan Perancis.


Inggris dan Perancis mengerahkan semua kapal yang bisa digunakan untuk melaksanakan Operasi Dunkirk Evacuation.

Ribuan tentara Inggris dan Perancis yang terjebak di pantai Dunkirk hanya bisa bertahan sambil mengharapkan datangnya bala bantuan.
Pada tanggal 11 Mei, setelah Inggris dan Perancis gagal dalam upaya menyelamatkan Belanda, mereka mendirikan sebuah garis pertahanan dari Antwerpen, Leuven, Namur dan sepanjang Sungai Meuse ke selatan, berusaha mencegah majunya Jerman. Tentara sekutu menggunakan 36 divisi tentara di garis pertahanan kurang dari 100 km, tetapi angkatan bersenjata Jerman hanya memiliki 20 divisi. Sebanyak 20 divis tank tersebut menerobos garis pertahanan kelompok tentara Perancis untuk maju ke barat. Pada tanggal 19 Mei, Jerman telah menguasai Saint-Quentin. Tanggal 20 Mei, Jerman telah menduduki Amiens dan Abbeville. Pada tanggal 26 Mei Jerman telah memasuki Calais dan diteruskan ke Selat Channel. Kelompok lain tentara pergi ke selatan ke Paris. Pada tanggal 24 Mei, sekitar 400.000 tentara dari Inggris, Perancis dan Belgia di utara Perancis dan Belgia terpaksa mundur ke daerah sempit di Dunkirk. Laut bergolak dan Jerman dengan ganas mengejar mereka. Mereka harus mundur ke Inggris untuk menghindari serangan armada Jerman.

Proses penyelamatan tentara Inggris dan Perancis di pantai Dunkirk berlangsung dramatis, karena berlangsung diantara desingan peluru dan meriam Jerman.


Kapal yang bisa merapat ke pantai Dunkirk dipenuhi tentara Inggris dan Perancis. Kapal-kapal ini beruntung masih bisa melanjutkan perjalanan, karena bom artileri selalu mengintai mereka.

Salah satu kapal Perancis yang kurang beruntung : Ouragan. Kapal ini tenggelam setelah ditembak roket dari beberapa pesawat Luftwaffe.

Kapal-kapal penyelamat ini bekerja selama sembilan hari berturut-turut untuk menyelamatkan semua pasukan Inggris dan Perancis dari Dunkirk. Sebuah perjuangan yang luar biasa.
Pasukan lapis baja Jerman sudah berada dekat Dunkirk dan siap untuk invasi, tapi Adolf Hitler mengeluarkan perintah, ingin unit tank tersebut berada dekat kanal. Hal ini memberikan cukup waktu untuk Britania Raya dan Perancis untuk berkumpul kembali di Inggris dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Winston Churchill. Angkatan Laut Inggris telah menyiapkan 850 kapal penjelajah dan kapal perusak untuk yacht dan perahu layar kayu biasa untuk mengangkut mereka, dan disebut dengan rencana Dunkirk Evacuation.

Beberapa tentara Inggris menyempatkan diri untuk santai didepan kereta sebelum bertolak dengan kereta.

Ribuan pesawat bomber dari Jerman mengelilingi langit kota London pada September 1940.

Wanita dan anak-anak Inggris diharuskan mengungsi, hingga menggunakan Stasiun Bawah Tanah sebagai rumah baru mereka.
Dari 27 Mei-4 Juni 1940, pelaut Inggris dan Perancis berada dalam perjuangan sembilan hari dan malam, mengangkut 338.000 pasukan kembali ke Inggris dari Dunkirk, dibawah pemboman armada Jerman. Sayangnya, beberapa ribu tentara Inggris dan Perancis yang kurang beruntung terbunuh dan lebih dari 40.000 personel tertangkap. Tentara Jerman juga menenggelamkan 243 kapal besar dan kecil. Sepuluh divisi persenjataan dan kendaraan yang ditinggalkan pasukan ekspedisi Britania Raya itu telah menjadi aset yang digunakan Jerman untuk berperang. Evakuasi Dunkirk ini disebut sebagai salah satu keajaiban besar dalam sejarah Perang Dunia II.

Buckingham Palace tak luput dari serangan bomber pada September 1940 ini. King George VI dan Sir Winston Churchill mengamati puing-puing hasil pemboman Jerman.

Pemandangan ironis tampak segera pasca penyerangan bomber Jerman.

Winston Churchill tak henti-hentinya memberikan semangat kepada rakyat Inggris agar tetap bertahan dari gempuran bomber Jerman. 
Pada September 1940, pesawat pembom dari armada Luftwaffe Jerman mendekati langit London. Angkatan bersenjata Jerman membombardir London. Kota ini rusak berat. Para penghuni berlindung dalam bunker-bunker penampungan untuk melindungi jiwa mereka. Beberapa wanita dan anak-anak menggunakan stasiun kereta bawah tanah sebagai tempat tinggal mereka. Tak berapa lama, istana Buckingham dibom pada bulan yang sama. Raja George VI dari Britania Raya dan Perdana Menteri Sir Winston Leonard Spencer Churchill lolos dari serangan ini, dan berlindung di tempat yang memang disiapkan bagi mereka. 

THE FALL OF FRANCE

Evakuasi Dunkirk telah menyelamatkan nyawa lebih dari 300.000 tentara Inggris dan Perancis, tetapi semangat itu telah rusak parah setelah semua. Tidak mungkin bagi 60 divisi tentara Perancis dan beberapa ribu pasukan bersenjata Inggris di Perancis untuk mempertahanankan 10 divisi divisi tank lapis baja dan 143 divisi dari tentara Jerman.

Disaat Jerman sudah mendekat, Perancis malah terlihat lebih santai. Hal ini terlihat dari inspeksi pasukan Perancis yang tidak lazim.


Tanggal 14 Juni 1940, Divisi IV Infantri Jerman memasuki kota Paris dengan relatif mudah tanpa perlawanan berarti.


Dengan leluasa, infantri Jerman berbaris melintasi monumen bersejarah di Paris : Arc de Triomphe.


Infantri jerman yang didukung dengan kendaraan lapis baja sudah memasuki kota Paris. Dalam beberapa jam kedepan, seisi Perancis telah dikuasai oleh Hitler.
Setelah Paul Reynaud merombak kabinet Prancis, Jenderal Maxime Weygand langsung dilantik sebagai panglima angkatan bersenjata Perancis. Maxime Weygand langsung membangun Weygand Defensive Line di Sungai Somme dan Aisne Sungai untuk menghadang Jerman dari di utara. Pada tanggal 3 Juni 1940, Luftwaffe menyerang habis-habisan di bandara di Perancis, menghancurkan sekitar 900 pesawat terbang Perancis dan merebut supremasi udara. Pada tanggal 5 Juni sebelum fajar, Jerman memulai tahap kedua dari serangan di Perancis dengan 143 divisi tentara memulai serangan besar-besaran. Angkatan bersenjata Jerman hanya perlu 3 hari untuk menerobos masuk ke Paris.

Adolf Hitler dan para Jenderal pembantunya berkeliling melintasi menara Eiffel dipusat kota Paris.

Salah satu foto Adolf Hitler yang fenomenal untuk kekasihnya Eva Anna Paula Braun, dengan latar belakang menara Eiffel.

Tentara Jerman berbaris melintasi Avenue des Champs-Elysees. Kegiatan ini juga turut meruntuhkan moral tentara Perancis.

Pada 22 Juni 1940, perwakilan dari Perancis (Divisi II Compiegne) bersiap menandatangani pernyataan resmi kalahnya Perancis terhadap Jerman. Perjanjian ini dilaksanakan diatas kereta  Le Francport-Compiegne. Peristiwa ini mengulangi sejarah tahun 1918, diatas kereta yang sama, hanya dari posisi duduk berbeda.
Ketika angkatan bersenjata Jerman mencapai tepi barat Paris, Italia menyeberangi gunung Alpen untuk menyerbu Perancis dengan 32 divisi tentara pada tanggal 10 Juni. Pemerintah Perancis tidak terorganisir untuk mempertahankan para penyusup. Pada tanggal 11 Juni, pemerintah Perancis berpindah ke Tours mengumumkan bahwa Paris adalah kota yang undefended. Pada tanggal 13 Juni, pemerintah Reynaud resmi meminta gencatan senjata ke Jerman. Pada tanggal 14 Juni, angkatan bersenjata Jerman merebut Paris tanpa konflik bersenjata. Bendera Jerman-Nazi dengan swastika berkibar di menara Eiffel. Pada hari yang sama angkatan bersenjata Perancis Maginot Line ditangkap, pemerintah Reynaud pindah ke Bordeaux dari Tours.

Pemerintahan Henri Philippe Benoni Omer Joseph Petain yang dipaksa mengakui kekuasaan Adolf Hitler.

Petain mengumumkan juga kepada semua anggota Dewan Keamanan PBB, bahwa Perancis kini benar-benar tak berdaya dibawah kekuasaan Jerman.

Sebuah karikatur di media Perancis yang penuh makna : was invaded but not been conquered. Ini menandakan bahwa semangat bangsa Perancis akan tetap ada.

Tentara Perancis yang berada diatas kapal perang Toulon Port bertahan mati-matian dari serangan Jerman, meskipun kapal telah tenggelam.
Pada tanggal 17 Juni, angkatan bersenjata Jerman tiba di tepi Sungai Rhine dan Strasbourg diduduki. 500.000 tentara Perancis terjebak. Banyak dari mereka yang ditangkap dan melarikan diri ke Swiss. Ketika Perancis resmi diinvasi Jerman, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt menjawab telegraf Perancis tanggal 10 Juni dengan menjawab prihatin atas dikuasainya Prancis. Pemerintah Inggris juga menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan dukungan militer.

Pahlawan Nasional Perancis dalam Perang Dunia II : Jenderal Charles Andre Joseph Marie de Gaulle


Jenderal Charles Andre Joseph Marie de Gaulle mempublikasikan pidatonya kepada rakyat Perancis yang terkenal : De Gaulle`s Appeal of 18 June


De Gaulle melakukan inspeksi Divisi 151 di London (18 Juni 1940)
Pada malam 16 Juni pemerintah Reynaud mengundurkan diri dan diambil alih Henri Philippe Benoni Omer Joseph Petain. Pada tanggal 20 Juni, pemerintah Petain resmi mengajukan banding ke Jerman untuk menyerah. Dua hari kemudian, pada tanggal 22 Juni 1940 gencatan senjata Jerman-Perancis telah ditandatangani di Le Francport, dekat Compiègne, di tempat yang sama pada tahun 1918, di gerbong kereta api yang sama, tetapi dengan bertukar tempat duduk. Perjanjian ini dikenal dengan nama Second Compiègne. Delegasi dari Prancis [Jenderal Charles Huntziger] dan delegasi dari Jerrman [Jenderal Wilhelm Keitel] menandatangani perjanjian gencatan senjata. Perancis dipaksa untuk menerima klausul gencatan senjata yang diajukan Jerman. 

Awal Maret 1941, Perdana Menteri Inggris dan Jenderal Perancis Charles de Gaulle melakukan inspeksi unit tank lapis baja Inggris.

Siaran Radio BBC disiarkan secara kontinyu dari London. Dan berkat kalahnya Perancis, pemberitaan BBC juga disiarkan dalam dua bahasa : Inggris dan Perancis.

Rakyat Perancis yang masih bertahan dinegerinya melakukan pemberontakan tanpa henti kepada Nazi-Jerman.
 
Pada tanggal 24 Juni, perjanjian gencatan senjata Prancis-Italia ditandatangani di Roma. Menurut Second Compiègne, tentara Prancis harus benar-benar melucuti dan menyerahkan semua senjata ke Jerman, Perancis harus membagi menjadi dua bagian : area yang diduduki [occupied] dan wilayah non-diduduki [unoccupied]. Jerman menduduki sekitar 3/5 dari Perancis, termasuk distrik industri yang kaya dan terpadat di utara dan wilayah pesisir di dekat Bay of Biscay. Perancis harus menanggung biaya operasional dari tentara diwliayah occupied. Dan wilayah unoccupied, wilayah pertanian di Perancis selatan dan barat dibawah komando pemerintahan boneka Jerman : Petain.

Pejuang Perancis menggunakan truk sebagai tameng dari penembak jitu Jerman. Dipinggiran Perancis, pemberontakan kerap terjadi, dan Jerman menggunakan penembak jitu untuk menumpas mereka.

Beberapa milisi Perancis hendak memutuskan jalur kereta api yang mengangkut persenjataan dari Jerman menuju Perancis.

Tidak hanya jalur kereta api, tapi jalur sungai juga tak lupa untuk dilumpuhkan oleh para milisi Perancis untuk menghalau pergerakan militer Jerman.
Pada tanggal 1 Juli, pemerintah Petain pindah ke Vichy. Kinerja pemerintahan Vichy menjadi sangat bergantung kepada Jerman. Setelah Pierre Laval mengambil jabatan perdana menteri, ia langsung menghapuskan konstitusi 1875 untuk mengakhiri Republik Perancis Ketiga. Perancis dikenal sebagai bangsa dengan angkatan bersenjata terkuat di Eropa dan jumlah penduduk 50.000.000 jiwa, Tetapi, kenyataannya, Prancis runtuh sama sekali dalam 6 minggu setelah pecahnya Perang Dunia II yang diprakarsai oleh Jerman-Nazi.

Sebuah pesawat dari armada Luftwaffe yang telah ditembak jatuh oleh milisi Perancis.

Satu lagi bangkai pesawat Jerman yang telah dirusak oleh warga Perancis.

Seorang pengkhianat Perancis diarak keliling kota Paris oleh warga dengan celana dan sepatu yang telah dilucuti.
Setelah Perancis diduduki Jerman, patriot militan Prancis mulai menentang semua pengkhianat dan bangkit berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan tanah air mereka di bawah kepemimpinan Jenderal Charles Andre Joseph Marie de Gaulle. Ia pergi ke pengasingan di Britania Raya pada tanggal 17 Juni. Pada tanggal 18 Juni, dia menyampaikan pidato radio yang terkenal melalui layanan radio BBC. Dalam pidatonya, De Gaulle mendesak rakyat Prancis untuk tidak menjadi demoralisasi dan terus untuk melawan pendudukan Perancis dibawah rezim Vichy, yang telah menandatangani gencatan senjata dengan Jerman-Nazi. Setelah pemerintah Petain menyerah, De Gaulle mengumumkan melalui radio bahwa Komite Nasional Pembebasan Prancis [French Committee of National Liberation] sudah berdiri. Serentak bendera Free France berkibar kota di London dan wilayah-wilayah lainnya, yang dilakukan warga Prancis sebagai bentuk dukungan mereka.

Pahlawan Nasional Perancis lainnya : Jean Moulin. Beliau terkenal karena karya karikaturnya yang menyindir arogansi Jerman. Dia ditangkap mata-mata Jerman pada tahun 1943.

Salah seorang warga Perancis yang diabadikan sebelum dieksekusi mati tentara Jerman.

Prajurit Amerika akhirnya tiba di Inggris, dan melakukan adaptasi dengan persenjataan militer Inggris sebelum berperang dengan Jerman.
Pahlawan nasional Perancis Jean Moulin berpartisipasi dalam gerakan perlawanan ini. Dia ditangkap pada tahun 1943. Jean Moulin mengekspresikan gerakan ini melalui karya-karyanya, karikatur politik anti-Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar